picasa

bersama idaanisa cute ciis

Rabu, 19 Juni 2013

Cantik itu Luka

Cantik itu Luka

Cantik itu Luka versi Gramedia Pustaka Utama, 2004, desain oleh Rully Susanto
Cantik itu Luka merupakan novel pertama karya penulis Indonesia, Eka Kurniawan. Pertama kali diterbitkan tahun 2002 atas kerjasama Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Edisi kedua dan seterusnya, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sejak tahun 2004.
Novel ini pernah masuk long list Khatulistiwa Literary Award tahun 2003. Pada tahun 2006, terbit edisi bahasa asing pertama atas usaha Ribeka Ota yang menerjemahkannya ke dalam Bahasa Jepang.

Daftar isi

Dari Sampul Buku

Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik.

Sejarah Penerbitan

  • Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela, 2002
  • Gramedia Pustaka Utama, 2004

Dalam Bahasa Asing

Cantik itu Luka versi bahasa Jepang, Shinpusha, 2006
  • Bi wa Kizu (Bahasa Jepang), diterjemahkan oleh Ribeka Ota (Shinpu-sha, 2006)

Review

Cantik itu Luka versi Akademi Kebudayaan Yogyakarta, 2002, desain oleh Siti Soendari
  • "Inilah sebuah novel berkelas dunia! Membaca novel karya pengarang Indonesia kelahiran 1975 dan alumnus Filsafat UGM ini, kita akan merasakan kenikmatan yang sama dengan nikmatnya membaca novel-novel kanon dalam kesusastraan Eropa dan Amerika Latin. Kecakapan Eka mengisahkan kejatuhan sebuah keluarga incest dengan titik pusat pengisahan pada tokoh Dewi Ayu (lahir dari ayah Belanda dan ibu Nyai) dalam gaya berkisah yang dengan enteng mencampuradukkan realisme dan surealisme, mengawinkan kepercayaan-kepercayaan lokal dengan silogisme filsafat yang membobol semua tabu, dan memberikan hormat yang sama pada realitas sejarah dan mitos, merupakan pencapaian luar biasa mengingat novel ini merupakan novel pertamanya. Di akhir masa kolonial sebuah Suratan yang aneh memaksa Dewi Ayu, seorang perempuan elok, memasuki kehidupan yang tak pernah dia bayangkan: menjadi pelacur. Kehidupan sebagai pelacur terus dijalaninya sampai ia memiliki tiga anak gadis yang cantik. Ketika ia mengandung anaknya keempat ia berharap anaknya buruk rupa. Itulah yang terjadi. Si buruk rupa itu ia beri nama si Cantik. Sebagaimana layaknya novel-novel kuat, tokoh-tokoh dalam novel ini perkembangan karakter dan fase hidupnya dikawal dengan teliti dari awal hingga akhir sehingga kemungkinan terjadinya desepsi dan akronisme peluangnya tertutup sama sekali." (HORISON, edisi Maret 2003)
  • "Perihal berbagai gaya dan bentuk yang diaduk jadi satu ini, CIL memang sebuah penataan berbagai capaian sastra yang pernah ada. Seluruh referensi yang ada dalam bagasi penulisnya, hadir bercampur aduk membentuk mozaik konstruksi linguistik yang dinamis." (Alex Supartono, Kompas, 30/11/2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar